Investasi Properti di 2015 Lebih Menggiurkan
Situasi politik pada tahun 2014 cukup memukul perkembangan pasar properti di Indonesia. Buktinya, sempat terjadi penurunan di industri ini.
Hal tersebut diharapkan oleh para developer properti supaya tidak terjadi di tahun 2015 ini. Bahkan, tingginya inflasi dan suku bunga diyakini tidak memberikan dampak pada investasi di sektor properti. Hal tersebut dikatakan oleh CEO Samara Dana Property, Nathalia Sunaidi.
“2014 adalah tahun politik. Oleh karena itu para developer properti melakukan taktik wait & see’’, kata Nathalia Sunaidi di Jakarta. ‘’Walau begitu, properti masih menjadi instrumen investasi yang menggiurkan.
Menurut Nathalia, iklim investasi akan semakin membaik terutama bila dikaitkan dengan stabilitas ekonomi makro yang didukung kebijakan moneter, fiskal dan sektor riil.
“Komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan daya saing juga menjadi faktor pendukung pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain proyek perbaikan kinerja salah satunya didorong oleh industri properti,” jelas Nathalia. “Dengan adanya dukungan positif tersebut, sektor properti di 2015 akan tumbuh dan memiliki prospek yang cerah.”
Nathalia juga mengungkapkan, bahwa berbagai proyek infrastruktur yang terus berkembang di Jakarta dan sekitarnya akan mendorong pertumbuhan properti tahun depan.
“Pembangunan MRT, jalan tol, dan rute Trans Jakarta baru, tentunya akan memberikan efek positif," kata Nathalia. “Jadi, kondisi penurunan yang terjadi saat ini tak perlu dirisaukan karena properti merupakan instrumen investasi jangka panjang. Penurunan yang ada saat ini bukan berarti stagnan, tetapi masih tetap tumbuh," tegasnya."
Itu sebabnya, seiring dengan potensi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kebutuhan, prospek investasi properti juga akan kembali meningkat naik.
Dari kategori properti, Nathalia menjelaskan bahwa properti jenis landed house atau rumah diyakini akan memberikan return lebih besar dibandingkan dengan properti high rise.
“Berdasarkan riset, gain (keuntungan, Red) yang bisa diraih untuk properti berbentuk rumah bisa mencapai sekitar 20%,” tutur wanita yang juga menjabat sebagai CEO Rotterdam Properti. Hal itu, karena lahan yang semakin berkurang dan tingginya permintaan masyarakat akan properti membuat harga properti semakin tinggi.
Hal itu, menurut Nathalia, dibuktikan dengan harga tetap naik meski Anda salah memilih lokasi rumah. “Itu yang membuat Indonesia bisa dikatakan sebagai surganya properti. Sebab akan selalu untung jika berinvestasi di Indonesia,” tegas Nathalia. (Sumber: http://www.readersdigest.co.id)
0 komentar: